Kamis, 16 Mei 2013

Cerita Rakyat WidoroKandang


Putri sambudra

Putri sambudra (Dewi Lara Ireng) adalah anak dari Prabu basudewa raja Mandura dgn Dewi Rohini...
Semasa kecil dgn 3 saudaranya di titipkan oleh ayahnya pada Ki Antyagopa dan Nyai Sagopi di WidaraKandang karena akan di bunuh oleh musuh raja Mandara yaitu Kangsa.
Sejak itu Arjuna membantu Prabu Basudewa untuk menyingkirkan prajurit Kangsa... dan Arjuna melihat Dewi Lara Ireng & jatuh cinta...
Dewi Sambudra mencari Cinta dan menyelenggarakan sayembara untuk memilih suami, "Bagi siapa yang dapat menyediakan Kereta Kencana dan supir berupa Kera putih ", maka dia bisa menjadi Suami Putri Sambudra...
Sang Arjuna pun mendatangi sayembara trb Dan memenangkan samyembara...
tapi Burisrawa (tokoh wayang lain) iri dgn Arjuna yg mendapatkan Putri Sambudra.. 
Burisrawa memburu Arjuna, tpi arjuna tdk sanggup, maka Arjuna lari dgn kereta kencananya, tpi penunggang kereta kencana (kera putih) jatuh, dan di tungganginya sendiri... Burisrawa kembali menemui Putri sambudra dan tdk mengejar Arjuna... Tapi Putri berjanji bahwa dia setia sama suaminya dan dia memilih bunuh diri dari pada menjadi istri Burisrawa.... Putri mati dan di hanyutkan ke Tepi laut widarakandang... Arjuna kembali utk mendapatkan Putri Sambudra dgn Aji panglimunan dan panah pasopati beserta keris pulonggeni...

Bumi gonjang gancing kelap kelim.. ooooooo....
dan putri sambudra mempunyai anak yaitu Abimanyu (Seorang kesatria baik budinya, meniru watak ibunya yang sabar, setia pada istri, jujur dan selalu tabah menerima cobaan apapun...





















Putri sambudra (Dewi Lara Ireng) adalah anak dari Prabu basudewa raja Mandura dgn Dewi Rohini...
Semasa kecil dgn 3 saudaranya di titipkan oleh ayahnya pada Ki Antyagopa dan Nyai Sagopi di WidaraKandang karena akan di bunuh oleh musuh raja Mandara yaitu Kangsa.
Sejak itu Arjuna membantu Prabu Basudewa untuk menyingkirkan prajurit Kangsa...
Dewi Sambudra mencari Cinta dan menyelenggarakan sayembara untuk memilih suami, "Bagi siapa yang dapat menyediakan Kereta Kencana dan supir berupa Kera putih ", maka dia bisa menjadi Suami Putri Sambudra...
Sang Arjuna pun mendatangi sayembara tsb Dan memenangkan sayembara... tapi Burisrawa (tokoh wayang lain) iri dgn Arjuna yg mendapatkan Putri Sambudra..
Burisrawa memburu Arjuna, dan arjunapun duel dgn burisrawa,  kereta kencananya pun ditinggalkannya dan penunggang kereta kencana (kera putih) jatuh... Burisrawa kembali menemui Putri sambudra dan tdk mengejar Arjuna... Tapi Putri berjanji bahwa dia setia sama suaminya dan dia memilih bunuh diri dari pada menjadi istri Burisrawa.... Putri mati dan di hanyutkan ke Tepi laut widarakandang... tapi Dewa menghidupkannya kembali dan Arjuna kembali utk mendapatkan Putri Sambudra dgn Aji panglimunan dan panah pasopati beserta keris pulonggeni...
Bumi gonjang gancing kelap kelip.. ooooooo....
Putri sambudra mempunyai anak yaitu Abimanyu (Seorang kesatria baik budinya, meniru watak ibunya yang sabar, setia pada istri, jujur dan selalu tabah menerima cobaan apapun...

Rabu, 08 Mei 2013

Sabdo Palon


Ramalan Sabdo Palon



Karena Sabdo Palon tidak berkenan berganti agama Islam, maka dalam naskah Ramalan Sabdo Palon ini diungkapkan sabdanya sbb :

1.Sabda Palon matur sugal, ”Yen kawula boten arsi, Ngrasuka agama Islam, Wit kula puniki yekti, Ratuning Dang Hyang Jawi, Momong marang anak putu, Sagung kang para Nata, Kang jume­neng Tanah Jawi, Wus pinasthi sayekti kula pisahan.
(Sabda Palon menjawab kasar: ”Hamba tak mau masuk Islam Sang Prabu, sebab saya ini raja serta pembesar Dang Hyang se tanah Jawa. Saya ini yang membantu anak cucu serta para raja di tanah jawa. Sudah digaris kita harus berpisah.)

2.Klawan Paduka sang Nata, Wangsul maring sunya ruri, Mung kula matur petungna, Ing benjang sakpungkur mami, Yen wus prapta kang wanci, Jangkep gangsal atus tahun, Wit ing dinten punika, Kula gantos kang agami, Gama Buda kula sebar tanah Jawa.
(Berpisah dengan Sang Prabu kembali ke asal mula saya. Namun Sang Prabu kami mohon dicatat. Kelak setelah 500 tahun saya akan mengganti agama Budha lagi (maksudnya Kawruh Budi), saya sebar seluruh tanah Jawa.)

3.Sinten tan purun nganggeya, Yekti kula rusak sami, Sun sajekken putu kula, Berkasakan rupi-rupi, Dereng lega kang ati, Yen durung lebur atempur, Kula damel pratandha, Pratandha tembayan mami, Hardi Merapi yen wus njeblug mili lahar.
(Bila ada yang tidak mau memakai, akan saya hancurkan. Menjadi makanan jin setan dan lain-lainnya. Belum legalah hati saya bila belum saya hancur leburkan. Saya akan membuat tanda akan datangnya kata-kata saya ini. Bila kelak Gunung Merapi meletus dan memuntahkan laharnya.)

4.Ngidul ngilen purugira, Ngganda banger ingkang warih, Nggih punika medal kula, Wus nyebar agama budi, Merapi janji mami, Anggereng jagad satuhu, Karsanireng Jawata, Sadaya gilir gumanti, Boten kenging kalamunta kaowahan.
(Lahar tersebut mengalir ke Barat Daya. Baunya tidak sedap. Itulah pertanda kalau saya datang. Sudah mulai menyebarkan agama Buda (Kawruh Budi). Kelak Merapi akan bergelegar. Itu sudah menjadi takdir Hyang Widi bahwa segalanya harus bergantian. Tidak dapat bila diubah lagi.)

5.Sanget-sangeting sangsara, Kang tuwuh ing tanah Jawi, Sinengkalan tahunira, Lawon Sapta Ngesthi Aji, Upami nyabrang kali, Prapteng tengah-tengahipun, Kaline banjir bandhang, Jerone ngelebne jalmi, Kathah sirna manungsa prapteng pralaya.
(Kelak waktunya paling sengsara di tanah Jawa ini pada tahun: Lawon Sapta Ngesthi Aji. Umpama seorang menyeberang sungai sudah datang di tengah-tengah. Tiba-tiba sungainya banjir besar, dalamnya menghanyutkan manusia sehingga banyak yang meninggal dunia.)

6.Bebaya ingkang tumeka, Warata sa Tanah Jawi, Ginawe kang paring gesang, Tan kenging dipun singgahi, Wit ing donya puniki, Wonten ing sakwasanipun, Sedaya pra Jawata, Kinarya amertandhani, Jagad iki yekti ana kang akarya.
(Bahaya yang mendatangi tersebar seluruh tanah Jawa. Itu sudah kehendak Tuhan tidak mungkin disingkiri lagi. Sebab dunia ini ada ditanganNya. Hal tersebut sebagai bukti bahwa sebenarnya dunia ini ada yang membuatnya.)

PONOKAWAN

FANTASTIC FOUR PONOKAWAN FROM JAVANESE


Semar, Gareng, Bagong, Petruk,

Panakawan, ......pana artinya tahu............. kawan artinya teman. Panakawan artinya : tahu apa yang harus dilakukan ketika mendampingi tuannya (majikannya) dalam keadaan suka dan duka, penuh cobaan dan godaan untuk menuju arah kemuliaan.

SEMAR.........adalah putra Sanghyang Tunggal dan dewi Wiranti. Ia mempunyai dua saudara yaitu Sanghyang Antaga (Togog) dan Sanghyang Manikmaya (Batara Guru). 3 bersaudara itu berasal dari telur yang bercahaya. Ketika dipuja oleh Sanghyang Tunggal telur itu pecah kulitnya menjadi Togog, putihnya menjadi Semar dan kuningnya menjadi Batara Guru. Pada waktu di kahyangan Semar bernama Sanghyang Ismaya dan mempunyai istri Kanastri. Berputra sepuluh orang. 

Sebutan lain Semar : Saronsari, Ki lurah Badranaya, Nayantaka, Puntaprasanta, Bojagati, Wong Boga Sampir, Ismaya.

Semar berwatak : sabar, jujur, ramah, suka humor. Setelah turun dari kahyangan ia menjadi abdi (panakawan) yang selalu memberi bimbingan bagi para kesatria. Pada waktu di kahyangan ia seorang yang tampan tapi setelah menjadi semar, dan turun ke arcapada (dunia) badannya menjadi gendut, pendek, dan berwajah lucu karena matanya selalu berair.

GARENG adalah anak Gandarwa (sebangsa jin) yang diambil anak angkat pertama oleh Semar. Nama lain gareng adalah :Pancalpamor (artinya menolak godaan duniawi) Pegatwaja (artinya gigi sebagai perlambang bahwa Gareng tidak suka makan makanan yang enak-enak yang memboroskan dan mengundang penyakit). Nala Gareng (artinya hati yang kering, kering dari kemakmuran, sehingga ia senantiasa berbuat baik).
Gareng senang bercanda, setia kepada tuannya, dan gemar menolong.

Gareng adalah punakawan kedua setelah Semar. ciri fisik Gareng :
1.Mata juling artinya tidak mau melihat hal-hal yang mengundang kejahatan/ tidak baik.
2.Tangan ceko (melengkung) artinya tidak mau mengambil/ merampas hak orang lain.
3.Sikil gejik (seperti pincang) artinya selalu penuh kewaspadaan dalam segala perilaku.


PETRUK adalah tokoh punakawan dalam pewayangan Jawa, di pihak keturunan/trah Witaradya. Petruk tidak disebutkan dalam kitab Mahabarata. Jadi jelas bahwa kehadirannya dalam dunia pewayangan merupakan gubahan asli Jawa.
Petruk juga sebagai anak Gandarwa (sebangsa jin), menjadi anak angkat kedua Semar setelah Gareng.Nama lain Petruk adalah Kanthong Bolong, artinya suka berdema. Doblajaya, artinya pintar. Diantara saudaranya (Gareng dan Bagong) Petruklah yang paling pandai dan pintar bicara.
Petruk tinggal di Pecuk Pecukilan. Ia mempunyai satu anak yaitu Bambang Lengkung Kusuma (seorang yang tampan) istrinya bernama Dewi Undanawati. Sebagai punakawan Petruk selalu menghibur tuannya ketika dalam kesusahaan menerima cobaan, mengingatkan ketika lupa, membela ketika teraniaya. Intinya bisa momong, momot, momor,mursid dan murakabi.
1.Momong artinya bisa mengasuh.
2.Momot artinya dapat memuat segala keluhan tuannya, dapat merahasiakan masalah.
3.Momor artinya tidak sakit hati ketika dikritik dan tidak mudah bangga kalau disanjung.
4.Mursid artinya pintar sebagai abdi, mengetahui kehendak tuannya.
5.Murakabi artinya bermanfaat bagi sesama.

BAGONG adalah anak angkat ketiga Semar. Dia adik Gareng dan Petruk. Diceritakan ketika itu Gareng dan Petruk minta dicarikan teman, sanghyang Tunggal bersabda :"Ketahuilah bahwa temanmu adalah bayanganmu sendiri." Seketika itu bayangan berubah menjadi manusia dan selanjutnya diberi nama Bagong. 

Ada yang mengatakan kalau Bagong berasal dari kata Baghoo (bahasa Arab) yang artinya senang membangkang/ menentang, tidak mudah menurut atau percaya pada nasihat orang lain. Ini juga menjadi nasihat pada tuannya bahwa manusia didunia ini mempunyai watak yang bermacam-macam dan perlu diperhatikan dan diwaspadai dari watak dan karakter masing - masing watak tersebut.


Bagong berbadan pendek, gemuk seperti semar tetapi mata dan mulut lebar. Ia memiliki watak banyak bercanda, pintar membuat lelucon, bahkan terkadang saking lucunya menjadi menjengkelkan. Beradat lancang, tetapi jujur, dan juga sakti. Kalau menjalankan tugas terkadang tergesa-gesa kurang perhitungan. Bagong bersuara besar dan kedengaran agak kendor di leher.