Selasa, 22 November 2016

Trojan Horse

Disaat Kerajaan Ayohdya mengadakan persembahan kuda seperti milik PasukanTroya difilmTroy, untuk kematian istri SriRama, Dewi Sinta.
Kuda Persembahan tersebut dari Kerajaan Alengka, karena sudah "katanya"salah menculik istri SriRama dulu.
Jarane ucul, ditangkaplah oleh anak kembar Lawa dan Kusa, padahal jaran iku sakti mandraguna. Lawa dan Kusa pun lebih sakti.
Lawa dan Kusa tau bahwa Persembahan Kuda iku milik Titisan Wishu, Sri Rama, karena Lawa dan Kusa pengen ketemu Dewa Wisnu lan njajal yok'po saktine Dewo.
Saat mau melihat Kuda Persembahan yang mlayu tersebut, di utusnya senopati-senopati oleh Sri Rama dari Kerajaan Ayodhya tersebut. Mereka, Senopati, kalah dan kocar-kacir, bahkan Sugriwa dan Anoman pun kalah oleh kesaktian Lawa dan Kusa.
Sri Rama pun turun tangan dan dihadapinya sendiri Lawa dan Kusa, anak Dewi Sita.
Tatap muka, face to face, pun tak terhindarkan. Sri Rama tak mengenalnya.
Kocap-kacarito, anak kembar tersebut dilatih oleh Roh Rahwana, raja dari kerajaan Alengka macak berwujud pertapa tua, sebagaimana Rahvana pernah menjelma wujud pertapa tua tersebut saat penculikan Dewi Sinta dihutan Dandaka.
Panah dari Raja Ayodhya melayang dan menuju ke anak kembar tersebut dan dengan mudahnya dihalaunya dengan panah dan panah bukan pedang-pedangan.
Sri Rama meketek, dilepaskanlah panah andalannya, saat Lawa dan Kusa kuwalahan dan hampir kena bujur anak panah itu.

Tiba-tiba..???

Kamis, 03 November 2016

Perseturuan antara Subali dan Sugriwa



     Saat Batara Guru menjodohkan antara Sugriwa dan Dewi Tara. Subali iri "juancuk Sugriwa ole wedok wayune ngunu", saat itulah Subali mempunyai ide licik.
Di lain tempat, Jatasura dan Mahesasura datang ke kahyangan untuk meminta istri yang cantik, dan dipilih adalah Dewi Tara.
Sakwise ngobrak abrik kahyangan, karena lama menunggu jawaban dari Dewi Tara, kedua monster tersebut kembali ke tempat persembunyian yaitu ke negaranya Goa Kiskenda.
Subali dan Sugriwa tau yang mengacau dan meminta istri dari monster tersebut itu Dewi Tara, maka mereka langsung diutus para Dewa, di kongkon marani monster itu.
Pada saat kapene nyerang, Subali tidak mau dikancani Sugriwa dgn alasan "Aku kakakmu, Sugriwa, jika kamu ikut dan kita kalah maka keturunan dari orangtua kita tak ada" dlm hati "agar Para Dewa tau bahwa yg memperjuangkan Dewi Tara adalah aku".
Sugriwa berkata; "cuk, sok yes koen. yoes yoes, tpi bagaimana jika sampean kalah dari kedua monster tersebut?"
Subali menjawa; "jika yang keluar darah merah, maka aku menang dan jika aku kalah maka darah yang keluar adalah darah putih, maka segeralah koen tutupen gua ini dengan batu", disautnya perkataan oleh Sugriwa "sendikoo..".
Bumi gonjang-ganjing, dan ternyata yang keluar cuma sedikit darah merah dan itu berarti menang, akan tetapi darah yang keluar tersebut bercampur oleh darah putih yang banyak serta usus dan otak yang keluar milik kedua monster tersebut. Dikiranya kakaknya yang kalah.
"Kini kau tiada, Subali..
Bayangmu tiada..
Akupun tiada.."

Sugriwa bersenandung.
maka Sugriwa segera menutup gua tersebut dan lari ke kelompoknya.
Dalam gua tersebut lantang Subali cerik-cerik; "Sugriwa asu koen, juancuuk (padahal monyet, ora asu, heuheu) koen ninggal aku nang kene, oalah begitu kah caramu untuk mendapatkan Dewi Tara, juaancuk".


-Ada Yang Tiada - Sudjiwotedjo
-Gambar; searching google